JellyPages.com

Sebelum Mulai, Ucapin Salam Dulu Yuuuuukkk...

Sebelum Mulai, Ucapin Salam Dulu Yuuuuukkk...

Selasa, 17 Juli 2012

The Sunrise

Angin senja yang menerpaku kali ini,
mengingatkanku akan canda tawamu di sore itu,
canda tawa kita..

Hangatnya senyuman,
lembutnya tatapan,
membuatku tak kuasa menahan rindu itu,
kerinduan ingin mengulang masa itu,
rindu yang harus kupendam,
apakah ku mampu,??

Rindu ini bagaikan seribu jarum menghujam jantungku,
aku ingin kau yang melepaskan jarum itu satu persatu,
agar perlahan aku bisa melupakan sakit,
perlahan melupakan perih yang selama ini kurasa.

Tapi kapan,??
Entahlah,
hanya mampu berharap walau semua hanyalah harapan palsu belaka...

With Love,

Miimii

Sahabat Jadi Cinta # 7

Putus dari Jay gak buat gue patah arang, gue masih ceria seperti dulu. Teman-temen pada heran kok bisa gue move on secepat ini padahal gue sayang setengah mampus sama Jay. Bendera "enemy" masih tetap berkibar, Jay benci banget sama gue, setiap hari kerjaannya manas-manasin gue. Dia gonta-ganti pacar hampir setiap hari, dan yang lucunya dia selalu pacaran di depan kelas gue. Dia pikir gue cemburu,?? Yaa gak lah, ngapain juga gue cemburu sama dia toh dia bukan siapa-siapa gue lagi. Walaupun gue edah putus dari Jay, pertemanan gue dengan teman-temannya tetap berlanjut, teman-temannya masih suka godain gue, gue senang karena mereka gak ikut-ikutan benci gue. Beberapa bulan pasca putus, gue baru tahu kalo ternyata sahabat baik gue, suka sama gue, Kiki namanya. Dia udah suka sama gue sejak pertama kali ketemu, itu berarti dia udah suka sama gue sekitar sembilan bulan yang lalu. Gak ada yang tau termasuk gue, kecuali Hamid dan Bulan. Ternyata selama ini Kiki sering curhat sama mereka berdua, yang sangat gue salutin, gue sama sekali gak ngeh dan gak ngerti tentang perasaan dia ke gue. Tepat seharri sebelum ultah Kiki, dia dateng ke kos gue, seperti biasa kita ngobrol-ngobrol di depan.
"Mel, besok Kiki ultah loh, Imel mau kasih Kiki hadiah apa,??", Kiki nanya sambil nyegir kuda.
"Kasih apa ya Ki,?? Kiki maunya apa,??", gue nanya balik.
"Kiki maunya Imel, boleh gak kalo Imel jadi milik Kiki,??"
"Boleh Ki, jangankan Imel, Kiki mau minta apa aja pasti boleh, hehehe". Jawab gue sambil bercanda.
Sejenak Kiki terdiam.
"Kiki serius Imel, Imel jangan bercanda dong,!!", wajah Kiki mulai serius.
"Kiki serius mau sama Imel,?? Kiki kan dah tau Imel gimana,??"
"Kiki serius Mel, justru karena Kiki udah tau Imel gimana makanya Kiki mau sama Imel, Imel mau gak sama Kiki,??"
"Mesti Imel jawab sekarang Ki,??"
"Gak Mel, besok aja pas ultah Kiki, biar jadi kado buat Kiki, entah itu kado terindah atau kado terburuk buat Kiki, yaa udah Kiki pulang yaa Mel", Kiki pamit pulang.
"Iya, hati-hati Ki".

Setelah Kiki pulang, gue banyak merenung, gue nanya pendapat Tata dan Jeje, gue bingung. Banyak teman-teman yang mendukung gue jadian sama Kiki. Pada dasarnya Kiki anak yang baek, fia care, sopan, dan humoris banget, pokoknya gue gk ada bosen-bosennya kalo lagi dekat Kiki. Gue sayang Kiki, tapi cuma sebatas teman gak lebih, rasa cinta dan sayang gue masih tertinggal pada sosok Jay. Besok adalah momen paling bersejarah buat Kiki, besok hari kelahiran dia. Sore itu, teman-teman gue udah gak ada lagi di kos, mereka semua sudah pergi ke suatu tempat yang sudah di set Kiki. Gue masih berdiam diri di rumah, HP gue berdering, nampak suara Kiki dari seberang sana, gue buru-buru ke luar soalnya Kiki udah nungguin gue. Gue pergi areng Kiki, sampe di suatu tempat gue diminta menjawab pertanyaan Kiki semalam. Gue bingung mau jawab apa,?? Yaa atau tidak,?? Gue ngelirik ke arah Tata, Bulan, dan Jeje. Mereka melototin gue, itu berarti mereka nyuruh gue jawab "yaa". Dan pada akhirnya gue mengiyakan pertanyaan Kiki. Mulai hari itu kita jadian, awalnya semua berjalan lancar. Tapi pada akhirnya, sesuatu yang dimulai dari sebuah kebohongan akan berakhir tidak baik. Dari awal gue udah ngebohongin perasaan gue sendiri, sampai akhirnya Kiki membuat satu kesalahan yang tidak bisa gue tolerir, dengan berat hati gue minta putus dari Kiki, lama Kiki terdiam dan pada akhirnya dia mengucapkan kata "yaa" disertai anggukan perlahan. Kisah gue kandas lagi, tapi yang gue suka dari kisah ini, sampai sekarang gue dan Kiki masih bersahabat. Kiki lebih sering nemenin gue daripada nemenin pacarnya sendiri, aneh kan,?? Satu hal yang sampai saat ini tetap kokoh dalam pendiriannya, Jay, dia tetap nganggap gue musuh yang harus dibasmi. Bendera "enemy" terus berkibar, entah sampai kapan,??

With Love,

Miimii

Quote Enam

Jangan pernah meninggalkan orang yang kita cintai demi orang yang kita sukai karena suatu saat orang yang kita sukai akan meninggalkan kita demi orang yang dia cintai..

With Love,

Miimii

Quote Lima

Jangan katakan aku cinta padamu bila kau tidak benar-benar peduli padanya,
jangan bicarakan soal perasaan-perasaan itu bila tidak benar-benar adanya,
jangan kau sentuh hidup seseorang bila kau berniat mematahkannya,
jangan menatap ke dalam matanya bila yang kau katakan hanya dusta....

With Love,

Miimii

Quote Empat

Jangan takut untuk melepaskannya jika yang diberikannya hanya menyakitimu. Karena kamu tidak akan tahu betapa berharganya seseorang yang akan menggantikannya. Hanya karena cinta, jangan biarkan dirimu terus menerus menunggu, tanpa kamu juga menyayangi dirimu sendiri..

With Love,

Miimii

Just For Adam

Lelaki jantan adalah lelaki yang ketika mencintai berani menikahi,
datangilah wali perempuan itu yaitu ayahnya..
Bukan dengan rayuan gombal dan sejuta janji, karena wanita tak butuh janji taapi butuh bukti..

With Love,

Miimii

Quote Tiga

Jika sesuatu milik kita, sesulit apapun jalannya, apapun rintangannya, pasti tetap akan menjadi milik kita. Tetapi, jika sesuatu itu bukan milik kita, walaupun mudah jalannya, walaupun kita bersusah payah untuk mendapatkannya, tidak akan pernah menjadi milik kita, karena memang itu bukan milik kita ^_______^

With Love,

Miimii

Sebuah Kisah Usang

Awalnya ku tak menyukaimu,
kemudian sedikit demi sedikit ku mulai menyayangimu.
Tapi kini kau semakin terasa jauh dariku,
sosokmu tak seperti dulu.
Tak ku sesali rasa ini,
entah sanggup atau tidak,
ingin ku simpan rasa di hati.
Aku sangat merindukan,
amat sangat merindukan kamu yang dulu.
Aku hanya bisa terpaku,
hanya mampu mengetik untaian kta pada blog ku ini.
Seperti debur ombak di lautan,
seperti itu pula rinduku padamu...

With Love,

Miimii

Quote Satu

Setelah kamu memberikan banyak pengharapan kepada seseorang, dan dia mulai menyayangimu, hendaklah kamu menjaga hatinya, jangan kamu tinggalkan begitu saja,!! Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingat.

Dan jika kamu telah bertemu seorang insan yang membawa kebaikan pada dirimu, menyayangimu, mengasihimu, mengapa kamu berlomba coba bandingkan dia dengan yang lain,? Terlalu mengejar kesempurnaan,! Kelak kamu akan kehilangannya, apabila dia menjadi milik orang lain, kamu akan menyesal.

Dan jika kamu sudah memiliki seseorang, terimalah apa adanya, jangan kamu terlalu mengaguminya dan jangan kamu menganggapnya istimewah, anggaplah dia manusia biasa, apabila sekali dia melakukan kesalahan, bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya. Akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya. Namun jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus hingga akhir.

With Love,

Miimii

Quote Dua

Mencintai seseorang karena ketampanan atau kecantikannya, suatu saat pasti akan luntur. Mencintai seseorang karena hartanya, suatu saat pasti akan habis. Mencintai seseorang karena jabatannya, suatu saat pasti akan jatuh. Mencintai seseorang karena ilmunya, suatu saat pasti akan pikun. Tapi apabila kita mencintai seseorang karena imannya, InsyaAllah kita akan dibimbingnya ke syurga :)

With Love,

Miimii

Akhir Kisah di Bulan Suci # 6

Malam itu, tepatnya sabtu malam atau yang biasa disebut anak muda jaman sekarang "SatNite" alias malam minggu. Seperti biasa, sabagai pacar yang baek, Jay ngapel ke kos gue. Tapi agak sedikit berbeda dari malam-malam biasanya, kali ini jay ngajak Felix ngapel ke rumah. Felix adalah salah satu temen dekat Jay. Detik berganti detik, menit berganti menit, jam hampir berganti jam. Gue dan Jay ngobrol sambil bercanda ditemani beberapa cemilan. Kelihatannya baik-baik saja dan memang baik-baik saja, tidak ada masalah sama sekali. Sampai tiba saat di mana perasaan gue hancur berkeping-keping karena sebuah pernyataan.
"Dek, kita putus,!!", ucap Jay tiba-tiba.
Hati gue hancur, perih mata gue nahanin air mata biar gak jatuh, gak aada angin gak ada hujan, kenapa tiba-tiba Jay mutusin gue, padahal gue lagi sayang-sayangnya sama dia. Gue jawab pertanyaan Jay sambil memalingkan wajah ke arah yang berlawanan arah dengan posisi duduk Jay, gue gak mau Jay ngeliat mata gue yang merah karena dah nampung banyak banget air mata. Dengan nada suara yang dibuat senormal mungkin, gue berusaha tegar.
"Yaa udah.." jawab gue singkat.
"Terus,??", tanya Jay agak heran karena reaksi gue biasa-biasa aja.
"Kita kan udah putus, yaa udah sebaiknya lo pulang,!! gak usah banyak ba bi bu, gak penting,!!", gue masuk ke dalam, ninggalin Jay dengan sejuta tanda tanya karena bingung dengan reaksi gue.
Gue rasa reaksi yang gue tunjukkin itu wajar, gue kecewa, gue sakit hati, disaat gue sayang, disaat gue cinta, dia mutusin gue tanpa alasan yang tepat. Gak lama gue masuk ke dalam, Jay dan Felix pulang. Beberapa menit kemudian HP gue bunyi, ada SMS masuk. Ternyata dari Jay, isinya cuma permintaan maaf. Gue delete SMSnya trus gue matiin HP gue. Gue tidur, walaupun sebenarnya gue gak tidur, Gue tutup muka gue pake' selimut dan bantal. Gue nangis walaupun gak bersuara, "gue benci Jay, liat aja lo, gue bales perbuatan lo ke gue,!!" Teriak gue dalam hati.
Keesokan harinya, keadaan gue udah mulai normal, walaupun sebenarnya jauh di dalam lubuk hati gue masih terasa perih tapi gue berusaha kelihatan baik-baik aja di hadapan temen-temen gue. Kebetulan hari ini gue ada jadwal kuliah, gue putusin untuk ngampus pagi ini. Sesampainya di kampus, gue udah ngeliat Jay nagkring di depan kelas gue. Keliahatannya mukanya sedih, tapi bodo amat, emang gue pikirin.
"Deka, kakak mau ngomong", Jay menghalangi gue masuk.
"Emang lo siapa,?? Penting yaa ngomong sama gue,?? Gak ada yang perlu diomongin lagi,!!", gue buru-buru masuk kelas.
Selama jam kuliah berlangsung, selama itu juga Jay duduk di luar nungguin gue. Jam kuliah kelar, niatnya gue mau pulang, lagi asiik jalan sambil ngobrol sama Vega, pas di depan musholah kampus tiba-tiba tangan gue ditarik Jay.
"Adek, pulang bareng kakak ajah,!!", perintah Jay sambil bentak gue.
Mata orang-orang di sekitar tertuju pada kami berdua.
"Enak ajah maksa-maksa orang, lo siapa,?? Ngaca dong,!!", gue balik bentak.
"Kakak mau ngomongin masalah semalam, please ikut kakak ajah, kita makan siang dulu", Jay agak sedikit melunak.
"Gak, terima kasih,!!", gue lari ngejar Vega yang udah jalan duluan.
Pas mau masuk ke rumah kos gue, ternyata Jay udah lebih dulu ada di sana. Dia nungguin gue di depan pintu.
"Dek, dengar penjelasan kakak dulu, semalam kakak cuma bercanda, kakak cuma ngetes seberapa besar cinta adek sama kakak, kakak cuma pengen tau gimana reaksi adek kalo kakak putusin, ternyata reaksi adek datar, nyaris tanpa ekspresi, lupain ajah yaa masalah semalam, kita balik kaya' dulu lagi, gimana,??", Jay mohon ke gue.
"Aduh, maaf yaa, gue gak punya waktu untuk main-main. Walaupun lo udah jelasin alasan lo panjang lebar, gue gak peduli, yang jelas hati gue udah terlanjur sakit, gue ini ibarat makanan yang udah lo buang, masa' lo mau pungut lagi,!!", gue masuk ke dalam dan ninggalin Jay sendirian di rumah. Sampe di kamar gue tidur, kebetulan ini lagi bulan puasa, badan gue lemes. Puas tidur siang, gue siap-siap mandi sore, ternyata Jay masih nangkring di depan kos gue. "Nih orang udah stres atau kenapa yaa,???" gumam gue dalam hati.

"Imel", nenek manggil gue.
"Iya nek..", gue datang nyamperin nenek.
"Temen kamu itu kasih minum atau makanan, bentar lagi kan buka puasa, kasihan dia, sudah dari tadi siang duduk di luar", nenek menasehati gue.
"Iya nek, nanti imel siapin", gue bergegas ngambil minum dan makanan kecil di belakang.
Gue samperin Jay, gue kesampingkan dulu emosi gue yang meledak-ledak, gue ngomong hati ke hati sama Jay.
"Jay, udahlah, lo pulang ajah, kita kan udahan, kita temanan ajah, anggap gue sahabat lo, gimana,??", gue memberi sedikit solusi.
"Gak, kakak gak mau putus sama adek,!! Kita tetap pacaran, titik". Jay bentak gue.
"Susah yaa ngomong sama lo,!! Gak bisa ngerti, pokoknya kita putus,!! Lo sendiri yang mutusin gue,!!", gue balik bentak Jay.

Setelah melalui perdebatan yang cukup alot akhirnya gue berhasil nyuruh Jay pulang, sejak malam itu Jay ngibarin bendera "enemy" ke gue.
Hari-hari yang gue laluin di kampus cukup menyenangkan pasca putus dari Jay, gue bebas tebar pesona kamana ajah, termasuk tebar pesona sama "Prince Charming" gue, yang selama ini selalu dihalang-halangi oleh Jay. Gue bebas, gue merdeka. Gak ada lagi orang yang ngekang gue, gak ada lagi orang yang cemburuin gue, gak ada lagi orang yang nganter jemput gue kuliah, gak ada lagi orang yang sabar ngajarin gue bahasa Inggris, gak ada lagi orang yang ngapelin gue malam minggu, gak ada lagi orang yang setia dengerin keluh kesah gue, gak ada lagi orang yang meriksa SMS dan panggilan masuk di HP gue, gak ada lagi orang yang ngajakin gue makan di kantin kampus, gak ada lagi orang yang ngajakin gue jalan, semua udah gak seperti dulu. Kisah yang udah gue bangun lebih dari setengah tahun, pupus karena satu kata "PUTUS". Asal lo tau, gue sayang lo Jay.

With Love,

Miimii

Kamis, 12 Juli 2012

Ulah Sebatang Rokok # 5

Film Indonesia saat ini sedang didominasi oleh film-film yang mengusung tema horor bercampur pornoaksi, sepertinya para ABG lagi kecanduan film begituan, salah tiganya kami.
"Ada film baru ni, nonton yuk,??", Tata memulai pembicaraan  pagi inii.
"Boleh juga, film apaan Ta,??", gue antusias nanggapin ajakan Tata.
"Hmmm, film horor si, gue juga lupa judulnya apaan, ajakin Pandi geh, dia kan lagi lubur kuliah".
"OK. Ntar gue samperin dia ke kamar".

Gue jalan menuju kamar Pandi, pas gue buka pintu, ternyata Pandi dan Tri masih molor di tempat tidur. Timbul deh niat buat ngerjain mereka, gue cabut bulu kakinya. Hasilnya bisa dilihat, mereka langsung bangun sambil teriak-teriak megangin kaki, ampuhkan cara gue bangunin orang tidur, hohoho. Pandi dan Tri sewot, mereka manyun gara-gara bulu kakinya gue cabut, emang gue pikirin, terserah.

"Tega bener lo Mel, sakit tau..." Tri meringis kesakitan.
"Iyaah ihh, si Imel mah tega", Pandi gak kalah nimpali.
"Hahaha, sorry guys, tadinya gue gak maksud, tapi dah jam segini kalian masih molor aja, timbul deh ide gue buat ngerjain kalian", gue kasih alasan yang kurang masuk akal..

Obrolan kita lanjutin di ruang tamu.
"Pan, gak kuliah kan lo hari ini,??"
"Gak, emang kenapa Imel sayang,?? hehehe".
"Tata ngajakin nonton tuh, mau gak lo,??"
"Hmmm, nonton apaan ciiiin,??"
"Katanya si film horor, Jupe lagi yang maen, pasti lo suka kan,??"
"Ahh lo Mel, boleh juga tuh, buat ngilangin stres".
"Siap-siap geh, jam sebelas kita capcus".
"Okokok".
"Kok gue gak diajak,??" Tri nimbrung.
"Lo kan kuliah ntar siang", jawab gue sekenanya.
"Yaa ampun, iya Mel, untung lo ingetin, gue hari ini mau MID semester", Tri lari menuju kamar mandi.
"Beres-beres geh Pan, bentar lagi kita capcus nih".
"Siiiip Mel", Pandi nunjukkin jempol sambil ngedipin mata ke arah gue.
"Ganjen lo yaaa,!!!" gue pukul kepala Pandi pake' buku.
"Hahaha", Pandi tertawa puas.

Sekitar pukul 11.00 wib, kita jalan menuju suatu tempat, apalagi kalo bukan bioskop. Pas kita pergi, Tri masih sibuk beres-beres di kamar, mungkin dia lagi nyiapin keperluan buat MID semester ntar.

"Tri, kita duluan yaa", Tata nyamperin Tri ke kamar sembari pamitan.
"Iya Ta, bentar lagi juga gue berangkat kok", jawab Tri sambil bergegas keluar kamar.
"Bude, kita pergi dulu yaa", kita bertiga pamitan sama nyokapnya kak Wewen yang kebetulan lagi jenguk kak Wewen, beberapa hari bude di sini, kita semua senang, kos jadi rapih, makanan selalu melimpah ruah, pokoknya senang deh.
"Iya, ati-ati yaa nduk, jawab bude santun.

Ternyata terik matahari panas menyengat kulit, rencana kita buat jalan kaki sampe depan kita batalin, kita putusin buat naik becak. Di pangkalan becak sudah menunggu sang abang becak yang naksir Pandi, Pandi ketakutan, buru-buru dia naik becak laen, sedangkan kita gak ada pilihan, terpaksa kita naek becak abang genit satu ini. Sepanjang jalan, si abang bawa' becak sambil ngomel-ngomel, ngebut gak terkontrol, ada lobang di depanpun langsung hantam aja. Gue sama Tata cemas, takut ntar tuh becak nyungsep, tengsin dong kalo tuh becak nyungsep. Usut punya usut, si abang cemburu karena Pandi gak naik becaknya dia. Jadi, kita bedua ini korban pelampiasan cemburunya tuh abang sama Pandi. Nyampe di depan, Pandi buru-buru turun dari becak trus langsung naik bis, kita pun ngekor di belakang Pandi. Sesampainya di bioskop kita mulai milih-milih film mana yang bakal kita tonton, dan pilihannya jatuh ke film yang berjudul "Hantu Kereta Manggarai", sembari nunggu film diputar, kita keliling nyari cemilan buat di dalam studio ntar.

Suasana di dalam bioskop mencekam, Pandi yang posisi duduknya tepat di tengah-tengah kita jadi pelampiasan ketakutan kita saat ada adegan-adegan seram, kadang dicubit, dipukul, ditarik-tarik, sampe-sampe digigit. Kasian Pandi. Tapi dianya asik-asik aja, dasar cowok. Film usai, kita pun beranjak pulang. sampe di rumah, kita langsung menuju kamar andalan, yaitu kamar gue. Di dalam kamar kita makan sisa cemilan yang kita beli tadi, karena keasikkan teriak-teriak akhirnya di bioskop kita lupa makan. lagi menikmati cemilan yang sebetulnya tidak nikmat, kita kaget dengar teriakan bude.

"Nak Pandi, asep opo iki,??", bude teriak manggil Pandi.
"Asap apaan bude,??", Pandi berlari dari dalam kamar menuju sumber suara, kami mengekor dari belakang.
"Ini loh asap dari kamar kalian", jawab bude sambil nunjuk ke arah kamar Pandi dan Tri.
"Astaghfirullah", gue, Tata, dan Pandi kompak berteriak.

Dengan cepat Pandi membuka pintu kamar, sesaat kamudian, asap tebal menyeruak dari dalam kamar. Gue dan Tata mengevakuasi nenek keluar rumah, sementara Pandi berlari bolak-balik ke kamar mandi sambil ngangkat satu emmber air, gue dan Tata pun ikut membantu.

Setelah semua reda, akhirnya diketahui sebab musaba terjadinya kebakaran kecil tadi, ternyata terdapat puntung rokok di sekitar kasur yang terbakar tadi. Perkiraan sementara, tersangka utama dalam kejadian ini adalah Tri. Dengan isengpun Pandi menelpon Tri.

"Tri, di mana lo,??", tanya Pandi dengan nada suara yang dibuat sepanik mungkin.
"Lagi ujian di kampus, kenapa Pan,??, jawab Tri sambil berbisik-bisik.
"Tri, lo gila yaa, gara-gara ulah lo, rumah di deretan gang D habis terbakar, gak bersisa sama sekali,!!", kali ini nada suara Pandi dibuat seolah-olah dia sedang marah.

Tidak berselang lama, datanglah Tri dengan motor kebanggaannya, nafasnya ngos-ngosan, kasihan Pandi.
"Yang mana yang habis Pan,??" tanya Tri panik.
"Habis apaan,??" jawab Pandi.
"Kata lo tadi rumah kos kita udah habis, makanya gue nanya yang mana yang habis,??" Tri mulai nyolot.
"Tuh, kasur lo yang habis, gara-gara lo tuh, tidur pake' apa kita ntar malam,??", Pandi gak kalah nyolot.
"Iya deh gue ngaku salah, gue gak sengaja, gara-gara takut telat ujian jadinya gue lupa ngambil rokok gue yang gue taruh di pinggiran kasur, gue langsung pergi aja, kamar aja gak gue kunci", Tri mengakui kecerobohannya.
"Untung gak lo kunci, coba kalo lo kunci, abis semua ni rumah,!!!" Pandi masih agak sedikit shock.
"Iya, gue salah, lo juga kenapa nelpon gue kaya' gitu,?? gue kaget tau, ujian gue langsung gue tinggaliin, polisi tidurpun gak gue rasain saking ngebutnya gue bawa' motor, baru sekarang kerasa kalo bamper gue sakit, bla bla bla..." Tri bercerita panjang kali lebar kali tinggi.

Malam harinya, di rumah sudah berkumpul para sesepuh-sesepuh yang berkuasa di daerah sini. Ada pak RT, ada sodaranya nenek, sepupunya nenek, anaknya nenek, ponakan-ponakan nenek, serta kami para penghuni kos. Malam ini Tri bakal disidang "paripurna", sepertinya sidang malam ini akan berlangsung lama. Kasian Tri, tapi salah dia sendiri kenapa ceroboh, gara-gara kecerobohannya bisa bikin rugi orang satu RT. Untung aja Tuhan masih baik sama kita-kita, coba kalo gak,?? Gak kebayangkan kalo kita harus tidur di pinggir jalan gara-gara ulah dia.

With Love,

Miimii

Renungan Fajar

Seperti ilalang diterpa angin,
seperti itulah aku yang terombang-ambing tak tentu arah.
Aku yang lemah,
t'lah lelah menjalani semua.
Aku ingin sudahi,!!
Aku ingin berhenti,!!
Aku ingin berlari,!!
Tapi aku tak mampu melawan mentari,
aku tak mungkin berbalik arah,
aku tak mungkin memutar waktu,
hanya satu yang bisa aku lakukan saat ini,
bersujud dan bersimpuh di hadapan-Mu Yaa Allah....

With Love,

Miimii

Selasa, 10 Juli 2012

Siapakah Pemilik Tulang Rusukku,??

Pada akhirnya aku menyerah berpura-pura,
aku lelah dengan semuanya.
Aku tak ingin kau terluka,
maafkan aku atas semua...

Getaran-getaran asmara yang kupertanyakan kala itu,
kudapati pada sosok dirinya,
sosok yang telah lama ku kenal,
sosok yang tak pernah ku sangka akan hadir di hidupku,
sosok yang dahulu tak pernah terpikirkan otakku,
sosok yang sama sekali tak pernah ada dalam benakku.

Yaa Allah, apakah dia jodohku,???

Yaa Allah, apakah dia berpikir sama dengan apa yang kupikirkan,???

Kadang ingin bibir ini berucap,
tapi aku ragu,
apakah dia menyukaiku,???
Apakah dia menyayangiku,???

Tuhan, apabila rasanya sama dengan rasaku,
tunjukkanlah,
tapi apabila dia bukan yang terbaik untukku maka JAUHKANLAH,!!!

With Love,

Miimii

Dari Hati

Aku bingung sama perasaanku sendiri,
apa karena sering gagal lantas hatiku mati rasa,??
Atau karena aku belum bertemu sosok yang tepat,??
Kok, tiada lagi getar-getar itu, kemana deg-degan itu,??
Yaa Allah, jangan biarkan aku mempermainkan perasaan seseorang hanya karena dendamku di masa lalu,
aku ingin mencintainya tulus walaupun aku tidak tahu apakah dia benar-benar tulus mencintaiku atau tidak,
tapi aku selalu ingin memberikan yang terbaik untuknya,
untukku,
dan untuk semua..

Walaupun tiada rasa itu untuknya,
aku akan terus berusaha untuk buatnya bahagia,
walaupun itu sulit,
tapi aku akan terus belajar dari kesalahan masa lalu.
Kesalahan yang membuatku aku GAGAL,
kesalahan yang membuat aku GALAU...

Rasa takut kehilangan,
rasa takut di khianati,
rasa takut disakiti selalu menghantui perjalanan cintaku,
seakan trauma dengan keadaan.
Aku ingin BANGKIT,!!!

Apakah aku bisa,???
Serasa ditusuk sembilu ketika pertanyaan-pertanyaan itu datang.
Terpaksa dan terpaksa aku berbohong,
lagi dan lagi aku tidak jujur.
Ada rasa keengganan untuk bilang sayang,
bilang cinta,
tiada bunga-bunga itu tumbuh di hatiku...

Yaa Allah, kembalikan rasa itu kepadaku,
aamiin :)

With Love,

Miimii

Aku, Kamu, Dia, dan Mereka

Bukan,!!!
Bukan ku tak peduli.
Bukan pula ku tak mengerti.
Aku mengerti semua isi hati.
Hanya saja hati belum mau bersimpati.
Terima kkasih atas cinta yang telah kamu beri.
Aku hargai semua rasa ini.
Apabila kamu tak sabar menanti.
Maka aku tak sanggup berjanji.
Aku, kamu, dia, dan mereka.
Berada dalam lingkaran yang sama.
Lingkaran yang tidak memberikan celah ke sebuah ruang hati.
Lingkaran yang tak mungkin kuputuskan.
Lingkaran yang tak mungkin ku belokkan.
Lingkaran ini akan tetap ada.
Abadi...
Selamanya...
Tanpa noda...

With Love,

Miimii

Minggu, 08 Juli 2012

Tidak ada judul..

Di kala mentari tak lagi menyapa pagi,
Di kala bulan tak bertemankan bintang,
Aku masih di sini,
Di sini menanti,
Menanti janji sang Ilahi...

With Love,

Miimii

Kamu, Kamu dan Kamu

Hei KAMU,!!! Iya KAMU,!!!!
Kamu yang selalu ada dipikiranku,
Kamu yang selalu menghiasi mimpi indahku,
Kamu yang selalu datang dalam lamunanku,
Entah siapa KAMU,??
Sosokmu belum terdefinisi,
Tuhan belum mau memberikan tanda-tanda tentang KAMU,
Aku harus bersabar menanti KAMU,
Sampai Tuhan mempercayakan KAMU kepadaku..

With Love,

Miimii

Siapa KAMU,???

Mentari pagi bersinar memancarkan cahaya keemasan,
Semilir hawa sejuk membelai wajah lembut,
Aku masih termanguh seorang diri.
Menanti kamu yang tiada kembali,
Kamu yang datang di saat ku lemah,
Kamu yang pergi di kala ku lengah,
Teganya KAMU,!!!

With Love,

Miimii

Senin, 02 Juli 2012

Si Abang Genit ;) # 4

Pandi, temen gue yang satu ini lumayan ganteng, gayanya lucu, agak melambai dikit si, cuma tetep cowok sejati kok, gaya melambainya itulah yang menjadi daya tarik, banyak juga cewek yang ngefans sama cowok satu ini. Sebenernya, Pandi ini bukan penghuni kos kita, dia punya kos sendiri tapi setiap hari kerjaannya nongkrong di kos ini, dia pulang ke kosnya cuma buat ngambil baju doang. Ujung-ujungnya dia gak pernah lagi pulang ke kos tersebut, jadilah dia penghuni baru di kos kita. Dia sekamar dengan Tri, perlengkapan kamar mereka dah kaya' kamar cewek, serba lengkap, dari peralatan mandi yang super lengkap sampe alat catok pun ada. Pandi punya satu keahlian yang bikin para cewek seneng, Pandi pinter banget menata rambut orang. Suatu hari, Tata rempong gara-gara poninya rusak. Akhirnya, dengan inisiatifnya, Pandi ngambil gunting, alat catok, serta perlengkapan lainnya. Mulailah dia mereparasi rambut Tata, dan hasilnya, menakjubkan. Rambut Tata jadi bagus, persis kaya' keluar dari salon, keren kan,?? Kita gak perlu lagi ngeluarin duid buat ke salon.

Yaaaaap, kembali lagi ke Pandi, Pandi si cowok "cantik" (dibaca : cakep) nan menawan ini menjadi salah satu temen hangout gue. Dia suka tidur di kamar gue, suka nonton tv bareeng gue, suka ngabisin makanan gue, suka minjem alat-alat make-up gue, suka jalan bareng gue, pokoknya hari-hari gue sering gue laluin bareng Pandi. Satu hal yang baru-baru ini gue tau, ternyata Pandi punya sodara kembar, Panda namanya. Kita semua belum pernah ngeliat kembaran Pandi karena kembarannya gak tinggal satu kota sama kita, dia tinggal di kota L. Menurut gue si, wajahnya gak bakalan jauh beda sama Pandi, secara mereka kan kembar.

Siang itu, gue sama Pandi keluar mau cari makan, secara kita anak kos-kosan jadi kalo mau makan mesti keluar dulu. Sambil milih-milih makanan mana yang cocok seperti biasa kita ngobrol sambil jalan.
"Mau makan apa Pan,??"
"Bingung Mel, lo mau makan apa,??" Tanya Pandi bingung.
"Apa aja deh yang bikin perut kenyang".
"Makan nasi, mau,???"
"Lauknya apaan tuh,??", tanya gue penasaran.
"Tuh, ada ayam pade kesukaan lo, mau gak,??"
"Iya deh, gue itu aja, oia habis ini kita beli es krim yaa".
"Siiip bisa diatur, lo kan yang bayarin gue,??? hahahah", Pandi ngeledek sambil ketawa.
"Enak aja, lo kaleeeee, hahahaha".
Kita berdua ketawa sambil jalan menuju gerobak es krim, selesai beli es krim kita pulang dengan menenteng berbagai macam makanan yang udah kita beli tadi.

"Cantik"
Tiba-tiba ada suara seseorang, gue noleh kanan kiri, cuma gue doang cewek di jalan ini.
"Apa gue ya,??, gumam gue dalam hati.
"Cantik godain kita dong".
Sekali lagi suara itu muncul, gue mulai cari sumber suara itu. Dan yang pastinya gue mulai GR, ternyata ada cowok yang merhatiin gue.
"Cantik yang pake' baju putih", suara itu lagi-lagi muncul.
Betapa kagetnya gue, pas gue nyadar kalo baju gue ini warnanya pink, sementara yang pake' baju putih yaa cuma Pandi, yaa ampuuun.
"Pan, ada yang suka sama lo tuh", bisik gue ke Pandi.
"Ahh, gila lo, masa' jeruk makan jeruk", Pandi mulai gelisah.
Kita berdua terus jalan, kali ini teriakannya makin kenceng.
"Yang pake' baju putih, kalo lo mau sama abang ntar abang kasih tanah satu hektar deh, mau yaa sama abang,???", teriak seorang laki-laki dari arah tempat biliar. And you know what siapa dia,?? Ternyata dia abang becak langganan gue, huuuuuffffttttt :/
Gue dan Pandi noleh, si abang ngedipin matanya ke arah kita. Pandi semakin panas dingin.
"Pan, itu kan abang becak langganan gue", gue kaget gak percaya kalo ternyata abang-abang kekar dan macho itu ternyata maho juga.
"Kok gue Mel,??", tanya Pandi gak percaya.
"Mana gue tau, si abang naksir kali", gue mulai ngeledek Pandi.
"Udah deh gak usah ngeledekin gue, gue masih normal kaleee", jawab Pandi sewot.

Kita berdua semakin mempercepat langkah, sesampainya di rumah, kita berdua langsung menuju kamar gue, nampak muka Pandi masih pucat karena kejadian tadi.
"Udah gak usah dipikirin, kali aja abang tadi cuma iseng-iseng doang Pan", gue mulai menenangkan Pandi.
"Gak mungkin iseng lah Mel, sekalipun tuh abang-abang mau iseng, masa' ngisengin gue, seharusnya tuh abangkan ngisengin lo, lo kan cewe'', pikiran Pandi semakin kacau, dari raut wajahnya sepertinya Pandi mulai ketakutan.
"Udahlah Pan, santai, ada gue di sini, lo tenang yaa", gue berlagak pahlawan.
"Mana bisa gue tenang Mel, trus mana bisa gue ngandalin lo, gue dah tau banget sifat lo, lo bakalan kabur kalo tuh abang mau nerkam gue", Pandi manyun denger omongan gue.
"Hehehe, salah lo sendiri kenapa punya wajah cantik kaya' gini, susahnya lo sendiri kan,?? Gue aja kalah cantik sama lo", ledek gue.

Sejak peristiwa hari itu, Pandi gak pernah lagi mau melintasi "zona bahaya", dia lebih memilih memutar arah yang otomatis jarak tempuhnya 2-3 kali lebih jauh dari jalan yang biasa kami lalui. Kalo ditanya alasannya kenapa, Pandi selalu menjawab "demi keamanan" katanya.

With Love,

Miimii
Copyright© All Rights Reserved by Atmi Yanda Silka