JellyPages.com

Sebelum Mulai, Ucapin Salam Dulu Yuuuuukkk...

Sebelum Mulai, Ucapin Salam Dulu Yuuuuukkk...

Kamis, 27 September 2012

Suatu Pinta

Puisi ini dibuat pada tahun 2009 yang merupakan tugas akhir salah satu mata kuliah yang di bimbing oleh bapak Drs. H. Muslim dan telah diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul "Ontologi Setangkai Cipta"

***

Guruh bergemuruh seantero jagad alam raya,
Menggetarkan jiwa,
Menghempaskan raga yang lemah tak berdaya,
Mengisyaratkan suatu pertanda,
Akan ada sebuah peristiwa besar melanda.

Benar adanya !!!
Tiba-tiba air bah meluluhlantakan kota tercinta,
Menyeret-nyeret tubuh kecil tak bernyawa,
Membersihkan kota dari segala dosa dan noda.

Tuhan...
Ternyata azab-Mu sungguh pedih terasa,
Bagai sembilu yang menyayat-nyayat di dalam dada.

Tuhan...
Andai aku bisa meminta,
Hentikanlah segala beban dan derita.

Atmi Yanda Silka
2006112221

With Love,

Miimii

Rabu, 26 September 2012

09 September 2004

Iseng-iseng buka buku jaman SMA, nemuin buku bahasa Indonesia yang masih tersampul rapih, setelah dibuka ternyata nemu ini cerpen, cerpen ini merupakan tugas bahasa Indonesia yang diberikan oleh ibu Titik, itu berarti cerpen ini sudah berumur delapan tahun, yuk dibaca sahabat... :)

Sahabat Sejati

***
Sekolah yang berlokasi di jalan Prof. M. Yamin Prabumulih itu baru saja bubar. Anak-anak berseragam putih abu-abu bergegas keluar kelas. Di pikiran mereka masing-masing terpikir satu tempat yaitu : rumah. Bukan karena lapar atau lelah, tetapi karena cuaca tidak bersahabat, langit sudah berwarna gelap pekat. Bunyi geluduk di atas awan sepertinya sudah memberi pertanda bahwa akan ada hujan besar hari ini.

Kelas 2.3 yang terletak di samping kanti SMA itupun cepat sekali menjadi sepi karena penghuninya langsung berhamburan keluar. Biasanya masih ada satu dua anak yang mencoba bertahan untuk sekedar ngobrol, janjian sesuatu atau mengingatkan akan catatan yang dipinjam temannya. Hari ini nampaknya rutinitas itu tidak dijalani. Sekarang tinggal dua orang saja yang tertinggal di kelas.

"Pulang aja deh, Win. Besok aja ke kantor posnya", ujar Yuli memberi usul.
"Nggak bisa Yul, aku udah janji mau ngeposin surat ini hari ini juga", jawab Winda.
"Janji sama siapa?"
"Janji sama diri aku sendiri dong."
Yuliana mengangkat tas ranselnya, "diralat aja deh janji kamu itu, dari pada kita kehujanan."
"Nggak bisa, kalau kamu mau duluan, duluan aja deh."
"Emang tuh surat buat siapa sih ? Kok kaya'nya penting banget buat kamu." Tanya Yuli.
"Surat ini buat Egi Jhon Foreysithe."
"Kenapa sih kamu ambisi banget kirim surat ke Egi ?"
"Soalnya aku udah terlanjur taruhan sama geng Mentari."
"Kamu taruhan sama mereka, Win ? Sebagai sahabat baik kamu, aku rasa tantangan itu nggak adil, itu cuma cara aneh mereka untuk mencari perhatian orang."
"Tapi Yul, aku nggak punya banyak pilihan, aku nggak mau kalau sepanjang hari selalu diejek-ejek nggak jelas." Ucap Winda membela diri.

Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kehadiran empat orang cewek yang terdiri dari : Retty, Rani, Septi, dan Umi. Mereka inilah anggota geng Mentari.

"Jangan lupa Win, ini sudah hari ketiga dari perjanjian kita," suara Septi terdengar peratama kali.
"Tiga bulan loh !" Retty menambahkan.
"Ohhhh... Pangeran Egi Jhon Foreisythe, tunggulah suratku yang akan kuberikan padamu, jangan lupa dibalas sebab kalau tidak, teman-temanku yang cantik-cantik ini akan melabrakku," Umi tidak mau kalah berlagak seperti penyair.

Winda menarik nafas, dia berusaha tenang. Yuliana menarik tangan Tangan Winda supaya cepat pergi dari gerombolan geng Mentari yang menertawakan mereka. Baru saja lepas dari geng Mentari, Yuliana membicarakan sesuatu.

"Ya ampun, aku hampir lupa, nanti temenin aku ya."
"Kemana ?" Tanya Winda.
"Ke gedung olahraga Prabu Jaya."
"Ngapain sih ?"
"Aku kan mau latihan basket bareng Alfred."
"Alfred mana ?"
"Ummm.... Alfred si jagoan basket kota Prabumulih, yang dikenal dengan julukan "Kobe Brian" nya Prabumulih itu loh !"
"Oh.. yang itu." Winda pura-pura mengerti.
"Kamu maukan nemenin aku ?" Yuli memohon kepada Winda.
"Siiiiip." Winda menyodorkan ibu jarinya pertanda setuju.

***
Gedung olahraga Prabu Jaya tidak seberapa ramai dipenuhi orang, yang hadir sore ini sebagian besar adalah mereka yang handak latihan basket atau sengaja menonton yang latihan tersebut.

Salah duanya dari mereka yang menonton adalah Yuliana dan Winda yang sesekali bersorak begitu Alfred, jagoan mereka memasukkan bola ke ringnya. Dalam beberapa minggu ke depan. Klup tersebut akan ikut bertanding ke Palembang. Sebagai fans yang baik, Yuliana merasa wajib menyemangatinya. Apalagi sehabis latihan ini, Alfred berjanji akan mengajarkan teknik-teknik bermain basket yang baik. Tentu saja, kesempatan ini tidak disia-siakan begitu saja oleh Yuliana.

Ketika Yuli memulai aksinya berlatih bersama Alfred, termenunglah Winda sendirian di bangku. Matanya tertuju pada dua insan yang bersama beberapa teman lain sedang bermain basket tepat di sepan matanya. Meski tadi Yuli dan Alfred sempat mengajaknya untuk ikutan main, tetapi Winda memilih menjadi penonton saja. Selain tidak terlalu suka, Winda memang lagi nggak mood buat sekedar memain-mainkan bola. Pikirannya tertuju pada dua hal.
Pertama, Soal nilai-nilainya yang rasanya makin menurun semester ini dan juga tiap kali ulangan dia tidak konsentrasi.
"Kamu lagi mikirin pangeran Egi-mu itu kali Win ? Komentar Yuli waktu Winda curhat padanya. "Belum balas suratmu ya ?"
"Ah nggak.. Soal surat untuk Egi sih nggak aku pikirin !"
Lalu...
Masalah kedua, Winda merasa nggak ada cowok yang cocok dengan dia, sebenarnya ada cowok yang Winda suka namanya Wiranata, tapi berhubung cowok itu tidak kenal dengan dia makanya perasaannya itu dia pendam sendiri.
Iya sih, dia masih punya Yuliana, Atmi, Mitha, Frenky, Heriyanto, dan Dea sebagai ce-es di sekolah. Tapi bukan pertemanan itu yang Winda inginkan. Winda ingin lebih alias punya pacar seperti Dea dan Yuli atau PDKT-nya Frenky ke Mitha. Duh, kaya'nya senang sekali kalau itu boleh menimpah dirinya.
"Belum saatnya Win," begitu ucap Yuli kepada Winda.
"Kalau sudah saatnya, yakin deh, jangankan Wira, Justin Timberlake juga bisa tiba-tiba mendekatimu."
Winda pun tersenyum mendengar ucapan Yuli.
Sore yang menggantung mulai memberi tanda agar Winda mengingatkan Yuli untuk segera pulang, karena hari sudah semakin gelap. Mereka lalu pulang.

***
Winda dan Mamanya berbincang-bincang.
"Win, setamat SMA ini kamu mau menjadi apa ?" tanya mama kepada Winda.
"Jadi Wartawan, ma."
"Kamu mau jadi wartawan ?"
"Iya, ma. Winda kan seneng nulis."
"Kenapa harus jadi wartawan ?"
"Yaa, pengen aja."
"Ah... anak manja kaya' kamu ini mau jadi wartawan, wartawan itu harus kuat, harus berani, gak putus asa, dan gak mudah ngambek kalo diingetin tuk jadi lebih baik." Mama Winda menasehati anak bungsunya itu.
Winda cuma tersenyum. Ada yang mengena dari ucapan mamanya barusan.

***
"Buktiin sama mamamu dong kalo kamu bisa," suara Yuli menyembur begitu saja ke telinga Winda.
"Gimana caranya ?"
Sebentar keduanya terdiam... Lalu.
"Nah, aku baru inget, bu Titik kemarin tuh pernah bilang ada lomba nulis cerpen buat anak SMA, coba deh kamu tanya ke beliau, kali-kali kamu dikasih kesempatan."
"Waduh, nulis cerpen yaa ?" Winda menggaruk-garuk kepalanya yang tiba-tiba gatal.
"Hu uh"
"Apa mungkin aku bisa ?"
"Pasti bisa lah," teriak Yuli menyemangati.

***
Tak ada kata yang lebih indah menggambarkan perasaan Winda hari ini, selain satu kata Bangga. Gimana gak bangga, ternyata cerpen yang ia kirim untuk lomba cerpen tingkat SMA sederajat sepropinsi Sumatera Selatan berhasil menjadi juara tiga.
Wuih...
Biar juara tiga, tapi itu sebuah prestasi sendiri. Apalagi ia bersaing dengan ribuan peserta lain yang di antaranya adalah Rani, salah satu anggota geng Mentari. Pokoknya semua orang bangga banget dengan prestasi Winda kecuali Rani and the gank.
"Kita masih punya taruhan Win," ujar Rani begitu namanya tidak ada dalam deretan pemenang.
"Iya, taruhan kita itu nggak main-main, jangan pura-pura lupa !" Retty menutup ancaman dari gengnya untuk Winda.
Mereka bergegas meninggalkan Winda dan Yuliana yang masih bingung di depan kelasnya. Keduanya saling berpandangan lalu mengangkat bahu.

***
Winda dan Yuli sengaja menikmatisenja sepulang les bahasa Inggris. Mereka makan bakso dan minum es teler di warung bakso Goyang Lidah (baca : GE EL). Tempat jajan yang terletak di jalan Urip Sumoharjo, tempat ini cukup terkenal di kota Prabumulih. Meskipun ramai pengunjungnya mereka berdua tetap mendapatkan tempat duduk yang cukup nyaman, sembari makan bakso, keduanya juga terlibat perbincangan yang cukup serius.

"Eh, soal Egi Jhon, gimana ni ? Aku lagi nggak punya duid buat nraktir geng Mentari." Winda memulai perbincangan.
"Kok kamu yakin bakal kalah ?" Yuli balik nanya.
"Ini sudah tanggal berapa Yul ? Tinggal dua minggu nih, belum ada tanda-tandanya kalau Egi bakal bales surat aku."
Yuli mengerutkan dahi, ia sedang berpikir.
"Kurang doa kali ?"
"Wah, kurang apa lagi aku ?"
"Naa... " Tiba-tiba Yuliana menjentikkan ibu jarinya, dia memang punya 1001 akal, disaat lagi genting sekalipun ia selalu punya ide-ide hebat.
"Jangan-jangan karena suratmu kurang menarik, makanya gak digubris. Surat dari penggemarkan banyak banget, wajarlah kalo suratmu terlewati."
"Maksudnya ?"
"Coba kirim surat lagi, buat surat seunik dan semenarik mungkin."
"Unik ? Menarik ? Gimana caranya ?"
"Terserah kamulah."

***
Waktu yang tersisa kurang lebih dua minggu lalu dimanfaatkan Winda dengan sebaik-baiknya. Ia membuat surat baru yang isinya dan amplopnya dibuat seindah mungkin. Kali ini Winda yakin kalo pekerjaannya kali ini tidak sia-sia.

***
Pagi ini cerah dari biasanya.
Walaupun udara dingin, tetapi keceriaan sebuah pagi tampaknya membuat muid-murid SMA Negeri 1 Prabumulih ini tetap semangat. Dan diiringi dengan senyum Winda turun dari angkot yang membawanya pergi ke sekolah pagi ini. Di perjalanan dia bertemu dengan Yuli. Setibanya di sekolah ia bergegas menuju kelasnya lalu menarik tangan Yuli yang juga sama-sama baru datang. Yuli yang tidak tau apa-apa mengikuti saja kemana Winda membawanya.

Di bawah pohon rindang, dekat lapangan basket, di sepan kelas X.1, Winda berhenti. Di situ nampak geng Mentari yang sudah lengkap sedang berbincang-bincang, tawa mereka di pagi yang cerah itu berhenti ketika Winda dan Yuli mendekat.

"Nih ! Impas yaa taruhanku, baru kemarin siang aku dapat." Winda meletakkan sebuah amplop putih sedang di hadapan mereka.
"Apa ni ?" Rani kaget.
"Buka aja," jawab Winda bangga.
Bersamaan mereka membuka amplop tersebut. Ada sebuah foto dan selembar kertas bertuliskan...
"Dari Egi Jhon Foreisythe ???" keempat orang anggota geng Mentari berteriak tidak menyangka.
"Tapi ini fotocopyan bukan tulisan tangan asli," celetuk Umi.
"Masa Bodo."
Tidak ada komentar dari geng Mentari. Tak lama Winda dan Yuli meninggalkan tempat itu. Berjuta rasa kesal dari geng Mentari tidak mereka gubris. Pokoknya Winda sudah memenangkan taruhan itu. Berdua mereka bergembira akan kemenangan ini.

Sekian

Created by Atmi Yanda Silka (dengan sedikit nyontek sana-sini, maklum anak SMA)

With Love,

Miimii

Jessica With Badrun Love Story

Berawal dari pertemuan di sebuah kantin, akhirnya Jesicca dan Badrun jadian deh...

Kisah ini berawal dari kehobian Jessica yang selalu tebar pesona di kampusnya. Apabila jam kuliah kosong maka Jessica and the gank selalu nongkrong di depan kelasnya. Tanpa sengaja seorang cowok yang belakangan ini diketahui bernama "Badrun" sering memperhatikan Jessica secara diam-diam. Sejak saat itulah Badrun mulai jatuh cinta kepada Jessica, setiap hari-hari yang ia lalui selalu ada bayang-bayang Jessica yang seolah-olah menghantui dan sering terlintas dibenaknya untuk menjadikan Jessica sebagai pacarnya. Tetapi sayangnya, Badrun tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan semua itu, ia hanya bisa mengagumi tanpa bisa melakukan suatu perbuatan. Akhirnya situasi tersebut diketahui oleh Iqbal, Iqbal merupakan kekasih Martha. Sebagai sahabat yang baik akhirnya ia mencoba membantu sahabatnya yang sedang mendapatkan kesulitan dalam percintaan. Iqbal segera menghubungi Martha yang merupakan teman sekelas Jessica sekaligus teman satu kostnya, setelah berjuang keras akhirnya Iqbal mendapatkan nomor Handphone Jessica, dengan segera Iqbal memberikan nomor handphone tersebut kepada Badrun.

Dengan ragu-ragu Badrun menekan satu demi satu tombol keypad di handphonenya, setelah tersambung terdengar suara nan halus di ujung sana. Seketika itu, luluh lantaklah benteng pertahanan perasaan Badrun. Rasa senang, cemas, bahkan takut bercampur menjadi satu kesatuan, saat ia mendengar suara bidadarinya itu. Setelah berusaha keras, ternyata pengorbanannya untuk dekat dengan Jessica tidak sia-sia, Jessica pun menyambut baik kehadiran Badrun di kehidupannya. Badrun senang sekali karena bisa dekat dengan Jessica. Iqbal dan Martha pun turut senang atas peristiwa tersebut.

Eiits....
Tunggu dulu !!
Perjuangan Badrun belum selesai sampai di situ, masih ada sedikit sandungan tuk menuju kebahagiaan...

Setelah beberapa hari saling telepon dan SMS-an, makin hari mereka makin dekat. Tetapi Jessica tidak semudah itu mempercayai kata-kata Badrun, Jessica butuh bukti dan proses untuk mencapai ke jenjang berikutnya. Badrun terus berusaha keras untuk meyakinkan Jessica kalau dialah orang yang terbaik yang dikirimkan Tuhan untuk Jessica.

Makin hari Jessica menyadari kalau ternyata ia juga menyukai Badrun, tapi dia malu untuk mengakui kalau ia juga suka. Hal ini hanya dapat ia ungkapkan terhadap teman-teman satu kostnya yaitu Miimii dan Martha.

Selidik punya selidik ternyata Badrun adalah paman Alin yang merupakan teman Jessica juga, alhasil kenyataan itu membuat Jessica semakin yakin kalau Badrun adalah pangeran yang ia tunggu selama ini.

Suatu malam, Badrun menyatakan perasaan cintanya di pinggiran sebuah danau yang indah (baca : danau OPI), di sekeliling danau terhampar lilin-lilin kecil dengan nyalah api yang membara, semembara api cinta mereka berdua, sambil memegang tangan Jessica, Badrun pun berlutut di hadapannya dan meminta Jessica untuk menjadi pacarnya. Dengan diliputi perasaan yang sangat bahagia akhirnya Jessica resmi menerima Badrun menjadi kekasihnya.

Ternyata dengan usaha keras dan tekad yang kuat, hal yang tidak mungkin dapat menjadi mungkin, nothing impossible in the world. Finally, pada tanggal 14 Juni 2008 mereka berdua mengikrarkan janji suci sehidup semati.

Created by Atmi Yanda Silka (Pertama kali dibuat pada tahun 2008 dan ditulis kembali pada tahun 2012)

With Love,

Miimii

Selasa, 25 September 2012

Fitnah itu Keji, Kawan !!

waaaaaaaaaaahhh, bisa kacau dunia persilatan. Masa ada orang yang bilang kalo dulu waktu jaman SMP gue suka nyontek sama dia, trus gue dibilang sombong gak ada temennya dan akhirnya karena kesombongan gue, cuma dia doang yang mau nemenin gue. Kacau ini orang, dia mutar balikin fakta, perasaan waktu SMP gue gak bodoh-bodoh amat, nyatanya waktu SMP gue sering masuk 3 (tiga) besar malahan pernah jadi juara 1 (satu) umum, lah dia sendiri selalu peringkat terakhir. Trus pas dia bilang gue sombong gak ada temennya, itu juga salah besar, selama SMP gue banyak temennya kaliiii, cuma emang gue gak berteman sama dia, cuma sebatas kenal, ngobrol pun jarang, malahan dia yang gak pernah keliatan gabung sama orang-orang, kesannya nerd banget ini orang. Trus bisa-bisanya dia nyebarin gosip kalo gue ini seperti yang dia bilang di atas. Gak habis pikir gue, setelah sekian lama dan akhirnya ketemu lagi malah nimbulin kesan gak enak, orang kaya' gini emang gak pantes buat di ajak temenan !!!

With Love,

Miimii

Jumat, 21 September 2012

Gimana Sih Rasanya Ciuman ?

Mungkin judul tulisan gue kali ini agak sedikit vulgar, tapi gak papalah sekedar mencurahkan isi hati. Sejak SMA gue udah gak asing lagi denger kata ciuman, sejak saat itu gue penasaran, gimana sih rasanya ciuman ? Mungkin pertanyaan gue ini merupakan pertanyaan bodoh, tapi inilah pertanyaan yang keluar dari mulut seorang siswi kelas 1 SMA yang berasal dari kampung yang masih sangat polos, yang belum pernah mengenal pacaran apalagi ciuman. Banyak banget istilah ciuman yang gue denger dari temen-temen gue, mulai dari cupang sampai frenchkiss. Gue bingung gimana bedain ciuman-ciuman tersebut, temen-temen cowok di kelas gue gak pernah mau kasih unjuk gimana itu ciuman, setiap kali mereka ngeliat gambar atau video gituan sama temen-temen cewek yang laen, gue selalu dikunciin di luar kelas, gue gak pernah dikasih izin buat ngeliat gituan, kata temen-temen gue, gue ini masih terlalu polos buat tau soal itu, "lambat laun lo bakal tau sendiri kok !", ujar salah satu sahabat baik gue.
Menjelang kelas 3 SMA gue mulai mengenal pacaran, gue pacaran dengan seorang cowok seumuran gue cuma kita beda sekolah. Alhamdulillah, pacaran gue sehat. Paling kita ketemu seminggu sekali itupun cuma say hai doang. Gue pacaran sampai gue lulus SMA. Setelah gue melanjutkan ke Universitas gue putus sama dia soalnya kita LDR (Long Distance Relationship), dia gak bisa jaga kepercayaan gue, kita putus, tapi kita tetap berteman dan itu berlanjut sampai sekarang.
Setelah di Universitas gue ngejalani hidup baru, gue ketemu sama temen-temen baru, akhirnya gue punya geng baru di kampus, PRINCESS namanya. Kebetulan di geng gue ini rata-rata beranggotakan yang sudah pakar dalam bidang percintaan khususnya ciuman tadi. Mulai dari sini rasa penasaran gue timbul lagi, gue pengen tau. Apalagi jaman udah semakin canggih, gue banyak tau hal-hal mengenai ciuman dari media masa khususnya majalah remaja sampe dari hasil browsing gue di dunia maya bahkan foto dan rekaman temen gue ciuman dengan pacarnya pun menjadi referensi gue, emang nekat temen-temen gue, ampuni dosa mereka yaa Allah, hahaha :D Gue sangat khatam hal ikhwal ciuman secara teori walaupun 0% praktek. Selama di kampus gue kenal cowok yang lumayan populer, jadi gue rasa dia tau banyak tentang "bidang" ini. Akhirnya kita pacaran, kebetulan dia kakak tingkat gue di kampus cuma beda program studi doang. Dari dia gue banyak tau tentang ciuman, dia sering cerita ke gue tentang pengalaman ciuman dia sama pacar-pacarnya terdahulu, gue sangat antusias denger cerita dia. Jangan negatif thinking dulu sahabat, walaupun dia sering cerita tentang ciuman ke gue, gak seujung kuku pun dia bisa nyentuh gue, gue masih inget norma-norma yang di ajarkan keluarga sejak gue kecil. Dia pun udah nganggep gue kaya' adeknya sendiri, sampe akhirnya kita putus dan alhamdulillah gue belum ternodai oleh yang namanya ciuman itu tadi. Hiihii :D
Lanjut lagi gue mengenal seorang cowok, sebenernya dia salah satu sahabat gue, ternyata dia sudah lama mendam rasa ke gue, setelah dia tau gue putus dengan pacar gue, dia mulai melancarkan aksi PDKTnya ke gue. Akhirnya kita jadian, sama seperti pacar-pacar sebelumnya, sedikitpun dia gak nyentuh gue selain dia pegang tangan gue pas nonton bioskop, itupun cuma sebatas tangan, gak ngelaba kemana-mana.
Putus dari pacar ketiga, gue dapat pacar lagi, seorang cowok dari kota Lahat, orangnya lugu, kebetulan gue lebih tua satu tahun dari dia, apalagi sama yang ini, pegang tangan gue pun dia gak pernah apalagi mau nyium gue, lepas dari dia gue tetep belum "ternodai", alhamdulillah Allah masih menjaga gue, gue bersyukur.
Gak lama berselang, gue mulai mengenal cowok lagi, kali ini kebetulan tetangga temen satu geng gue, setelah PDKT lumayan lama, kita jadian. Nah, pas ultah gue, dia ngajakin jalan. Inilah pertama kalinya gue jalan berdua sama cowok padamalam hari, kita muter-muter kota Palembang sampe jam 9 malam. Setelah dia nganterin gue pulang, dia bisikin "sesuatu" ke telinga gue. Pasti sahabat sudah bisa nebak kan dia minta apa ? Yaaaaaaap, bener banget, dia mau nyium pipi gue. Gue nolak, gue bilang kalo dia mau nyium pipi gue dia kudu jadi laki gue dulu. Akhirnya gue putus dari dia,. Pasca putus dari dia 3 tahun yang lalu, sampe sekarang gue belum mencoba buat pacaran lagi, dalam benak gue, gak ada lagi pacaran sekadar buat senang-senang, gue udah mikir buat mencari imam yang baek buat gue dan keluarga kecil gue kelak.
Dari lahir sampe umur gue ke 24 tahun 3 bulan 9 hari ini gue sama sekali belum pernah ngerasain yg namanya dicium maupun mencium lawan jenis kecuali bokap dan kedua kakak gue. Dan gue bakal pertahanin itu sampe gue dapat laki-laki yang berhak atas semua itu yaitu suami gue kelak, Insyaallah.

With Love,

Miiimii

Kamis, 13 September 2012

Curcol Kaum Hawa :)

Mengapa kalian selalu menabur asa ??
Memberi cinta ??
Mengobral janji yang tak kunjung terealisasi, hanya mampu menyakiti hati kaum kami, tak mampu memberi kenyamanan, tak mampu menjaga, tapi mampu membuat luka.
Mengapa ??
Entah apa yang ada dipikiran mereka, sadarkah mereka ??
Bahwa Ibu, Adik, dan Kakak perempuan mereka pun berasal dari kaum yang sama dengan perempuan yang mereka dustai, perempuan yang selalu mereka khianati, perempuan yang selalu terbebani oleh pikiran-pikiran semu karena janji palsu mereka.
Tuhan, apakah mereka diciptakan hanya untuk menyakiti kaum kami ??
Di sisi lain, kami selalu berharap,bahwa akan ada suatu masa di mana mereka terkenang kejahatan yang mereka perbuat, tetapi pada masa itu, mereka tak mampu lagi memperbaiki kesalahan masa lalu, hanya mampu termanguh, mengingat kejamnya perlakuan dan tindakan mereka terhadap kaum kami yang tersakiti.
Bukan perih fisik yang terasa tapi bathin yang merana, bukan patah tulang yang mampu tersambung lagi melainkan patah hati yang tiada terperih yang tiada satu pun yang mampu menyatukannya kembali.
Wahai kaum Adam, ketahuilah, bahwa tiada terlintas di pikiran kami untuk mengharapkan hartamu, membanggakan kekuasaanmu, memanfaatkan kejayaannmu, hanya kasih sayang tulus dan cinta kasih abadi yang selalu kami dambakan...

With Love,

Miimii
Copyright© All Rights Reserved by Atmi Yanda Silka