Hari ini, setelah sekian lama Engkau menitipkan dia kepada kami, akhirnya
Engkau mengambilnya kembali. Penoi, kucing laki-laki kesayanganku. Menjadi
pelipur lara di kala aku sedih, pelampiasan di kala aku marah, pendengar yg
baik di kala aku curhat. Teman berbagi, teman menangis, teman tertawa. Tiada
lagi bisa kulihat tingkah lucu menggemaskanmu yg terkadang membuat aku kesal
dan marah. Yg ada hanyalah kenangan2 indah di kala kau masih di sisi. Tidak
akan ada lagi yg mengigit telunjuk bapak di saat bapak tahiyat akhir dalam shalat, tidak ada lagi
yg menggigit telinga kakakku di kala azan Subuh berkumandang, tidak ada lagi yg
bersembunyi di dalam selimutku kalo aku bangun kesiangan, tidak ada lagi yg
mencuri sosis jualan ibuku, tidak ada lagi yg mengacak2 warung kalo lagi marah,
tidak ada lagi yg menggigit anak2 sekolah yg mau jajan di warung. Masih segar
diingatan, setiap kali kau haus, kau selalu berdiri di pinggir bak kamar mandi,
kau berteriak2 apabila kau tidak dapat menggapai air di dalamnya. Maka, aku
akan dengan senang hati membantu mengambilkan air di dalam bak. Saat hari
minggu tiba, saat2 yg menyebalkan buatmu, karena pada hari itu aku sudah
bersiap2 untuk memandikanmu dan adik2mu. Kau pasrah, sedikit demi sedikit air
mulai mengguyur membasahi bulu2 halusmu. Kau diam tanpa kata, tidak sedikitpun
berontak bahkan kau eratkan pegangan tanganmu di pinggiran ember. Beribu akal
cerdikmu yg selalu membuat aku marah, tiba2 kau sudah berada di dalam tudung
saji yg berisi lauk2 untuk kami makan siang, atau tiba2 kau sudah berada di
dalam lemari tempat penyimpanan makanan. Atau di saat kau sedang jahil maka kau
akan mengompol di atas selimutku yg baru selesai di cuci. Gara2 kelakuanmu,
akupun harus mencuci lagi tuk kedua kalinya. Sering kali aku memukulmu karena
geram, lalu kau akan membalas mengigit dan mencakar tanganku sampai berdarah,
telah banyak bekas dan tanda yg kau torehkan di tanganku ini. Ketika kau masih
kecil, kau sering kali tertidur di atas sajadah ketika aku shalat, atau kau
bermain2 di dalam mukenah sampai aku tertawa lalu mengulang shalat lagi. Kau
juga suka tertidur di atas punggungku ketika aku lagi sibuk online. Penoi, kami
sangat menyayangimu, tiada pernah terlintas di benakku kalau kau akan pergi
meninggalkan kami. Penoi, tunggu kami di surga firdaus agar kelak kita bisa
bersama2 lagi. We love you, Penoi :*
With Love,
Miimii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar