Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
yang menjadikannya debu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada
hujan yang menjadikannya tiada.
(Sapardi Djoko Darmono)
“Cinta
membutuhkan keberanian untuk membuka pintu hati”. #Ibuk hal 15
Dalam Genggamanmu, Ibuk
Buku baru. Sepatu baru. Sekolah baru
Untuk anak-anakmu
Agar mereka merekah
Kau bangun jembatan agar mereka tak melalui kali yang
keruh
Kau gendong jiwa mereka agar selalu hangat
Kau nyalahkan lentera hati mereka…
Malam minggu kemarin. Kau tak hanya berjanji.
Kau berikan nafasmu
Kau genggam anak-anakmu. Kau genggam erat.
Di tangamu yang halus, kau pastikan
Mereka tidak terjatuh…
“Agar
hidupmu tidak sengsara seperti aku, Nak. Aku tidak lulus SD. Tidak bisa
apa-apa. Hanya bisa memasak saja. Jangan seperti aku ya, Nak. Cukup aku saja
yang tidak sekolah.” #Ibuk hal 73
“Hidupmu
adalah perjalanan untuk membangun rumah untuk hati. Mencari penutup
lubang-lubang kekecewaan, penderitaan, ketidakpastian, dan keraguan. Akan penuh
dengan perjuangan. Dan itu akan membuat sebuah rumah indah.” #Ibuk hal 79
“Kadang
perpisahan bisa membuat mata kita menjadi segar lewat air mata, hati ini
menjadi peka lewat gelombang besar yang menerpa, dan menumbuhkan cinta yang
lebih besar lewat orang-orang yang menyentuh hidup kita. Hidup semakin luas.” #Ibuk
hal 107
“Kebahagian
akan terasa lebih manis, lewat sebuah perjuangan yang sepenuh hati”. #Ibuk
hal 142
“Bayek
dan empat saudara perempuan, hidup dalam satu hati empat detak antung, dalam
satu garis perjuangan. Kebahagiaan Isa adalah kebahagiaan Bayek. Air mata Bayek
adalah air mata Isa. Mereka saling menguatkan perjalanan masing-masing.” #Ibuk
hal 149
“Kehilangan
itu bisa datang tiba-tiba. Kapan saja. Kehilangan itu, menggetarkan hidup.” #Ibuk
hal 164
“Peristiwa
itu mendekatkan jarak dalam keluarga.” #Ibuk hal 164
“Lewat
pelayanan ibuk yang tulus untuk orang-orang yang dicintainya”. #Ibuk hal 193
“Hidup
memang menantang. Hidup kadang melempar, kadang menampar. Tapi hidup terlalu
megah untuk diakhiri oleh diri sendiri. Bukankah keindahan hidup seringkali
ditemukan dalam pilu?” #Ibuk hal 200
“Ah,
kematian memang misteri. Bisa datang di mana saja, kapan saja. Jika bisa
memaknai setiap nafas hidup, kematian hanyalah sebuah lonceng untuk waktu yang
telah tiada.” #Ibuk hal 201
“Rasa
cinta itu kadang semakin jernih ketika kita harus terpisah. Rasa cinta itu bisa
tumbuh subur di tempat yang asing dan jauh. Rasa cinta itu tumbuh lewat jalan
yang berliku, lewat kegelapan dan ari mata. Rasa cinta yang seperti itu
sejatinya akan menjadikan kita kuat.” #Ibuk hal 204
“Ibuk,
melalui hidup sebagai perjuangan, tidak melihatnya sebagai penderitaan.” #Ibuk
hal 240
“Mereka
adalah belahan jiwa satu satu sama lain. Belahan jiwa yang semakin bening dalam
mencintai satu sama lain. Belahan jiwa yang saling melindungi. Belahan jiwa
yang hidup untuk belahan jiwa yang lain. Belahan jiwa, belahan hidup. Belahan
jiwa yang saling menghidupkan. Belahan jiwa yang saling merawat. #Ibuk hal
243
Sajak Musim Gugur
Malam-malam berguguran…
Kenangan berguguran…
Hanya sajak ini yang tumbuh
Kau selalu berdiri, ketika matahari mengoyak langit
Ketika panas, mengoyak-ngoyak hidup!
Kau pernah ajak aku berjalan
Melalui pagi dan senja, berbasah hujan
Melalui kali. Luka dan suka mengalir di sana
Tanpa jeda
Bertahan! Kau harus bertahan…
Jangan gugur sebelum musim dingin tiba
Ini kuberikan nafasku!
“Cinta
ibuk yang akan menghidupkan bapak. Selamanya.” #Ibuk hal 285
“Selamat
untuk bapak. Aku yakin, dia sedang merayakan kemenangan atas kehidupan. Di
sana…” #Ibuk hal 286
“Mencintai
tidak bisa menunggu!!” #Ibuk hal 289
“Seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mesti berpijak dengan sesuatu
yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat. Buatlah pijakanmu kuat.” #Ibuk
With Love,
Miimii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar