Wanita
setengah baya berumur sekitar 56 tahun itu bernama Sumaidah, Dia adalah anak
keempat dari H. Husin (alm) dan Sodiah. Seorang wanita desa yang hanya lulus
pendidikan dasar, keinginannya untuk bersekolah Ia pendam, rela mengorbankan
pendidikan demi ketiga adik laki-lakinya agar bisa bersekolah. Alhamdulillah,
pengorbanannya tidak sia-sia, ketiganya mampu membanggakan keluarga. Kapten
Inf. Safrin Husin, seorang perwira TNI di Kabupatn Bangka Belitung, Suryadi
Husin, S.Pd., Mantan Kepala Sekolah dan seorang guru Sekolah Dasar di Kabupaten
Muara Enim, dan Aurianto Husin, S.Sos. (sebentar lagi mendapatkan gelar master)
yang bekerja di Dinas Koperasi kota Palembang. Ketiganya adalah adik dari
wanita itu. Wanita yang dinikahi oleh seorang prajurit TNI pada tahun 1979 dan
telah dikaruniai tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Demi ketiga
anaknya, Ia rela bekerja apapun asal halal demi anak-anaknya agar bisa lebih
baik dari dirinya. Anak ketiganya sering diolok-olok teman sekolahnya karena ibunya
adalah seorang pedagang sayur keliling, tapi dia tidak malu, dia tetap bangga
kepada ibunya, dia tetap menunjukkan prestasinya, tanpa ada sedikitpun minder
dalam diri. Karena kerja keras ibu dan bapaknyalah, sekarang Ia mampu
mewujudkan cita-citanya. Sekarang Ia mampu berdiri tegak di hadapan mereka yang
dahulu mencemooh, yang dahulu memandang rendah, yang dahulu menghina, yang
dahulu melihat sebelah mata, orang-orang yang kini tidak menjadi apa-apa. Di
hadapan mereka digenggam erat tangan ibunya, dipeluk hangat pundak ibunya,
tanpa ibunya tidak akan jadi apa-apa dia sekarang. Anak itu adalah aku, dan
wanita setengah baya itu adalah ibuku. Tanpa beliau, tanpa kerja kerasnya,
tanpa doanya, tanpa dukungannya, tidak akan ada Atmi Yanda Silka, S.Pd. Roda
terus berputar, ada kalanya kita terhempas ke bawah dan ada kalanya kita
melonjak naik ke atas. Alhamdulillah, sekarang semua telah berubah.
Terima
kasih ibu, atas semua kerja kerasmu, atas semua peluh yang membasahi tubuhmu,
akan semua air mata yang menetes di pipimu, sungguh jasamu tak ternilai oleh
apapun, kasih sayangmu kepada kami tiada terbatas. Maafkan kami karena belum
bisa membahagiakanmu. Kakak, buatlah ibu kita bangga, buatlah dia tersenyum
dihari tuanya, agar tiada penyesalan dalam diri kita kelak. Aku bersyukur
pernah membuatmu bangga, bu. Takkan kulupakan senyum kebahagiaanmu diwaktu
wisudaku itu.
Selamat
hari ibu, kami selalu bangga akan dirimu, bu. Kemarin, saat ini, dan hingga
akhir hayat kami, cinta dan sayang ini akan selalu untukmu.
Kami
yang selalu menyayangimu, Serka (Purn.) Moch Yono (suami) dan Ryos Saska Husta,
Atre Lalan Sah Putra, Atmi Yanda Silka (anak-anak).
With Love,
Miimii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar