JellyPages.com

Sebelum Mulai, Ucapin Salam Dulu Yuuuuukkk...

Sebelum Mulai, Ucapin Salam Dulu Yuuuuukkk...

Kamis, 28 Maret 2013

Dari Novel Ibuk Karya Iwan “Bayek” Setyawan


Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya debu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
(Sapardi Djoko Darmono)

“Cinta membutuhkan keberanian untuk membuka pintu hati”. #Ibuk hal 15

Dalam Genggamanmu, Ibuk
Buku baru. Sepatu baru. Sekolah baru
Untuk anak-anakmu
Agar mereka merekah
Kau bangun jembatan agar mereka tak melalui kali yang keruh
Kau gendong jiwa mereka agar selalu hangat
Kau nyalahkan lentera hati mereka…
Malam minggu kemarin. Kau tak hanya berjanji.
Kau berikan nafasmu
Kau genggam anak-anakmu. Kau genggam erat.
Di tangamu yang halus, kau pastikan
Mereka tidak terjatuh…

“Agar hidupmu tidak sengsara seperti aku, Nak. Aku tidak lulus SD. Tidak bisa apa-apa. Hanya bisa memasak saja. Jangan seperti aku ya, Nak. Cukup aku saja yang tidak sekolah.” #Ibuk hal 73

“Hidupmu adalah perjalanan untuk membangun rumah untuk hati. Mencari penutup lubang-lubang kekecewaan, penderitaan, ketidakpastian, dan keraguan. Akan penuh dengan perjuangan. Dan itu akan membuat sebuah rumah indah.” #Ibuk hal 79

“Kadang perpisahan bisa membuat mata kita menjadi segar lewat air mata, hati ini menjadi peka lewat gelombang besar yang menerpa, dan menumbuhkan cinta yang lebih besar lewat orang-orang yang menyentuh hidup kita. Hidup semakin luas.” #Ibuk hal 107

“Kebahagian akan terasa lebih manis, lewat sebuah perjuangan yang sepenuh hati”. #Ibuk hal 142

“Bayek dan empat saudara perempuan, hidup dalam satu hati empat detak antung, dalam satu garis perjuangan. Kebahagiaan Isa adalah kebahagiaan Bayek. Air mata Bayek adalah air mata Isa. Mereka saling menguatkan perjalanan masing-masing.” #Ibuk hal 149

“Kehilangan itu bisa datang tiba-tiba. Kapan saja. Kehilangan itu, menggetarkan hidup.” #Ibuk hal 164

“Peristiwa itu mendekatkan jarak dalam keluarga.” #Ibuk hal 164

“Lewat pelayanan ibuk yang tulus untuk orang-orang yang dicintainya”. #Ibuk hal 193

“Hidup memang menantang. Hidup kadang melempar, kadang menampar. Tapi hidup terlalu megah untuk diakhiri oleh diri sendiri. Bukankah keindahan hidup seringkali ditemukan dalam pilu?” #Ibuk hal 200

“Ah, kematian memang misteri. Bisa datang di mana saja, kapan saja. Jika bisa memaknai setiap nafas hidup, kematian hanyalah sebuah lonceng untuk waktu yang telah tiada.” #Ibuk hal 201

“Rasa cinta itu kadang semakin jernih ketika kita harus terpisah. Rasa cinta itu bisa tumbuh subur di tempat yang asing dan jauh. Rasa cinta itu tumbuh lewat jalan yang berliku, lewat kegelapan dan ari mata. Rasa cinta yang seperti itu sejatinya akan menjadikan kita kuat.” #Ibuk hal 204

“Ibuk, melalui hidup sebagai perjuangan, tidak melihatnya sebagai penderitaan.” #Ibuk hal 240

“Mereka adalah belahan jiwa satu satu sama lain. Belahan jiwa yang semakin bening dalam mencintai satu sama lain. Belahan jiwa yang saling melindungi. Belahan jiwa yang hidup untuk belahan jiwa yang lain. Belahan jiwa, belahan hidup. Belahan jiwa yang saling menghidupkan. Belahan jiwa yang saling merawat. #Ibuk hal 243

Sajak Musim Gugur
Malam-malam berguguran…
Kenangan berguguran…
Hanya sajak ini yang tumbuh
Kau selalu berdiri, ketika matahari mengoyak langit
Ketika panas, mengoyak-ngoyak hidup!
Kau pernah ajak aku berjalan
Melalui pagi dan senja, berbasah hujan
Melalui kali. Luka dan suka mengalir di sana
Tanpa jeda
Bertahan! Kau harus bertahan…
Jangan gugur sebelum musim dingin tiba
Ini kuberikan nafasku!

“Cinta ibuk yang akan menghidupkan bapak. Selamanya.” #Ibuk hal 285

“Selamat untuk bapak. Aku yakin, dia sedang merayakan kemenangan atas kehidupan. Di sana…” #Ibuk hal 286

“Mencintai tidak bisa menunggu!!” #Ibuk hal 289

“Seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mesti berpijak dengan sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat. Buatlah pijakanmu kuat.” #Ibuk

With Love,

Miimii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright© All Rights Reserved by Atmi Yanda Silka