JellyPages.com

Sebelum Mulai, Ucapin Salam Dulu Yuuuuukkk...

Sebelum Mulai, Ucapin Salam Dulu Yuuuuukkk...

Kamis, 28 Maret 2013

From Gerbang With Love

Sebut saja namanya Deva, lelaki tinggi hiitam manis dan berhidung mancung itu tengah berdiri di depan gerbang sekolah. Ini hari pertamanya memasuki dunia baru, duni SMP. Di depan gerbang ia menanti dengan gusar kedatangan teman-temannya, maklum masih junior dan hari pertama pula. Dalam kegusarannya, tanpa sengaja Deva melihat sosok perempuan manis melintas di hadapannya. “Kalo dilihat dari dandanannya, kaya’nya dia juga murid baru”, gumam Deva dalam hati. Ia masih menebak-nebak siapa perempuan tadi ketika teman-temannya datang dan mengagetkannya, “lo ngeliatin apaan, Dev? Serius amat” salah satu teman Deva bertanya lalu diiringi gemuruh suara tawa teman-teman yang lain karena melihat muka Deva yang seperti orang linglung. “Gak ngeliatin apa-apa kok, gw gini karena kelamaan nunggu kalian”, balas Deva sambil mengalihkan pembicaraan temannya. “Sorry deh kita-kita telat, gak ada angkot yang lewat tadi”, bersamaan dengan itu bel sekolah berbunyi menandakan anak-anak harus kumpul di lapangan. Deva dan teman-temannya berlari menuju lapangan.
***
Di lapangan mata Deva berputar keseluruh area lapangan, masih dicarinya sosok perempuan yang belum ia ketahui namanya itu. Sampai pada suatu titik matanya berhenti berputar. Nah, itu dia. Perempuan manis itu sedang tertawa bersama teman-temannya di barisan paling belakang. “Sungguh menawan wajahnya, siapa ya namanya? Semoga gw bisa sekelas sama dia, hehe”, Deva terkekeh dalam hati sambil senyum-senyum.
***
Pengumuman dan pembagian kelas telah usai, ternyata Deva dan teman-temannya terpisah. Deva menempati kelas 1.3, ada sedikit perasaan kecewa karena ia tidak berkumpul bersama teman-temannya. Hei, tunggu dulu. Mata Deva menatap tidak percaya, ia sekelas dengan perempuan yang melintas di hadapannya tadi pagi. “Terima kasih yaa Allah, Engkau telah mengabulkan doa hamba”, Deva bersyukur sambil sesekali mencuri pandang ke arah perempuan yang membuatnya terpesona.
***
Tiba saatnya perkenalan, satu persatu murid maju ke depan kelas sambil memperkenalkan diri, tak terkecuali perempuan manis itu, Deva sudah tidak sabar ingin mengetahui siapa nama perempuan tersebut.
***
“Ternyata namanya Imel, cocok sama wajahnya”, gumam Deva. Deva memberanikan diri untuk berkenalan secara langsung. Didekatinya Imel lalu menyapa, “Hai, boleh kenalan? Gw Deva, salam kenal”, suara Deva dibuat seramah mungkin. “Kan tadi udah kenalan di depan!!”, jawab Imel agak sedikit jutek. “Gw gak akan nyerah!!!”, teriak Deva dalam hati.
***
Hari-hari dilalui Deva dengan semangat, tidak sedetikpun dia lewatkan untuk tidak bersekolah. Hari-harinya bahagia meskipun dia tidak berteman akrab dengan Imel, setidaknya saat ini Imel tidak lagi jutek ketika di sapa, makin hari Deva semakin mengagumi Imel, selain supel dan mudah bergaul, ternyata Imel juga termasuk murid yang pintar dan Imel pun tidak sungkan-sungkan untuk mengajari temannya ketika mereka ada kesulitan dalam belajar.
***
Deva memberanikan diri untuk membuat surat cinta kepada Imel, suratnya ia bungkus rapih ke dalam sebuah amplop berwarna putih bersih. Surat tersebut ia tittpkan kepada salah seorang temannya, Arya. Karena Imel belum juga menampakkan batang hidungnya ke sekolah, akhirnya Arya menitipkan surat tadi kepada teman sebangku Imel, Icha. Karena penasaran Icha membuka surat tersebut dan membacanya, alhasil setelah Icha membaca hampir seluruh siswa membaca surat tersebut, dan ternyata Imel pun belum membacanya. Ada perasaan kesal atas kelakuan temannya tersebut, dibuangnya surat itu karena malu di olok-olok oleh teman-temannya. Pada saat itu, Imel masih sangat muda dan masih takut mengenal apa itu cinta, hampir setiap hari teman-teman mengoloknya. Sampai pada titik kesabarannya habis dan Deva pun terkena imbasnya. Tak seorang pun dari mereka mendapat sapaan dan senyuman dari Imel lagi, semua berubah, tak lagi ceria. Ada perasaan bersalah kepada Deva, akan tetapi Imel tidak berani mengucapkan kata maaf.
***
Hari-hari di sekolah dilalui Deva dan Imel tanpa bertegur sapa, sampai pada akhirnya hari kelulusan itu tiba. Deva dan Imel tidak melanjutkan ke sekolah yang sama, mereka terpisah.
***
Setelah kurang lebih sembilan tahun terpisah, akhirnya pada suatu malam Imel dikejutkan dengan nama sebuah akun disalah satu jejaring sosial bernama “Facebook” dan ingin menambahkan Imel sebagai teman ke dalam akunnya. “Darimana dia tahu akun facebook gw?”, gumam Imel sambil menekan tombol konfirmasi. Setelah sekian lama Deva berhasil menemukan Imel. Komunikasi yang telah lama terputus akhirnya kembali berjalan lancar melalui jejaring sosial. Ternyata Deva sudah berada di sebuah pulau yang disebut-sebut sebagai paru-parunya dunia, yaa Deva berada di pulau Kalimantan. Dan Imel, masih di sini, di kampung ini. Dan mereka akhirnya berteman kembali.

#Cerita ini saya dedikasikan buat teman saya yang berinisial “Deva”, maafin saya atas kejadian beberapa tahun silam, gak pernah ada niat buruk saya pada saat itu, gak ada sedikit pun niat buat kamu malu. Mungkin karena dulu saya masih terlalu muda untuk memahami gimana cara menghargai orang lain. Jadikan ini sebagai kenangan manis yang akan kita ceritakan pada anak cucu kita kelak.

With Love,

Miimii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright© All Rights Reserved by Atmi Yanda Silka